Main di Sawah

sawahTiba-tiba pikiran saya melayang ke rumah, ke sawah dan suasanan waktu saya kecil. Terbersit keinginan kelak mengajak anak saya pulang di saat usai musim panen padi disawah kami.

Terbayang sudah Gian anak saya akan bermain layangan di lahan sawah yang sedang dibiarkan mengering, menunggu musim tanam selanjutnya.

Terbayang sudah hitamnya kulit dia karena terbakar matahari, dan keriangan bersama saudara-saudaranya di desa.

Memanjat pohon, memetik buah yang ada di sawah, hasil tanam dari kakeknya dulu, apakah masih ada sekarang?

Terbayang sudah buah jambu biji yg beraneka jenis, rambutan, dan juwet.

Bulir-bulir Keringat yang membanjiri badan tak akan terasa sampai senja tiba.

Ramainya rumah oleh tawa-tawa anak sudah tergambar sekarang.

Untuk menuju sawah, kita akan melewati sungai dan jembatan kecil hasil karya kakek Mangku,

Sungai yang dulu tempat saya belajar “ngelangi” (berenang),

Gian akan melihat capung, kakul (keong sawah), jenis-jenis semut dan hewan tanah.

Gian akan menyentuh pohon dan berlari di pematang sawah.

Bermain air jernih di parit-parit.

Betapa indahnya itu kelak.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *