Apa harapan anda untuk para pemimpin?
“Saya harap pemerintah nanti bisa membuka lapangan kerja lebih banyak” , jawaban seorang mahasiswa yang baru saja selesai kuliah.
“Biaya sekolah bisa murah”, harapan seorang ibu yang baru saja mendaftarkan anaknya di salah satu sekolah menengah Umum.
“harga-harga sembako bisa turun”, jawab ibu kos.
“harga bensin bisa turun” kata Pak Amir supir angkot yg biasa parkir di sebelah rumah.
“Ijin untuk berjualan supaya dipermudah, dan jangan lagi ada pengusiran oleh satpol PP” kata seorang penjual mie ditrotoar.
“Jumlah kendaraan pribadi agar dikurangi” kata supir metromini
“Sepeda motor agar dibatasi, atau diatur gimana caranya agar tidak bikin macet”, kata seorang pemilik kendaraan pribadi.
“Pungutan liar bisa diberantas” kata Ko lie penjual alat elektronik.
“birokrasi dari paling rendah, seperti membuat KTP, sampai yang tingkat atas agar dipermudah”, seloroh Ujang, rekan kerja di kantor.
“kemacetan dijalan-jalan Jakarta tolong di atasi”, keluh putri seorang karyawan swasta.
“Agar tidak ada PHK lagi Pak”,teriak karyawan swasta
“Semoga tidak ada rusuh lagi, sehingga saham stabil”, kata pemain penanam modal
“Semoga nanti pemerintah mencarikan solusi sehingga angkos naik haji murah”, ungkap eyangnya teman.
“Supaya tidak ada lagi bakar-bakaran tempat ibadah” kata andre teman dari ambon
“Biar kita bisa melakukan penambangan dengan bebas, jangan dilarang-larang, ini kan tanah milik Tuhan” kata seorang penambang liar didaerah Bomban Kendari.
“Saya harap, biaya rumah sakit dan obat-obat murah”, kata seorang Bapak yang baru saja menunggu kelahiran putra keduanya.
“Saya berharap Indonesia yang lebih Baik”, kata seorang aktivis LSM
“Korupsi semoga bisa diberantas, habis”, kata yang lain.
” Semoga kasus-kasus penembakan mahasiswa, penculikan,pembunuhan aktivis bisa dituntaskan”, kata seorang aktivis yg lain.
” Semoga Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan”
” Bisa menjadi negara maju, menyaingi negara-negara tetangga, bahkan negara Maju seperti Amerika dan jepang” Kata Bang Purba manatan Aktivis yg sekarang jadi pengusaha.
“Harapan saya agar pemerintah memfasilitasi kemajuan Teknologi dan informasi”,kata Joehanes seorang instruktur IT.
“supaya dunia intertaiment mendapat dukungan dan semakin diberi ruang untuk berkembang” kata Artis di TV
berbagai macam harapan yang diungkapkan itu, merupakan suara-suara tersembunyi yang diharapkan bisa terjawab oleh sebuah pilihan dalam pemilu ini. Harapan yang begitu besar oleh Rakyat kepada calon-calon pemimpinnya.
ketika saya membaca dan mendengarkan ulang berbagai harapan ini, saya kembali bertanya dalam hati kecil saya, apakah setiap harapan kita selalu harus dihubungkan dengan keadaan badan kita, keadaan keuangan kita, keadaan kesehatan kita?
Seorang pengemis berharap agar dibiarkan mengemis selamanya dan tidak diganggu oleh satpol PP, atau ada yang bisa memberikan uang dalam jumlah besar sehingga dia tidak perlu mengemis lagi dalam beberapa waktu (libur)
Begitu juga harapan seorang penjual jasa sex, berharap agar bisa beroperasi tanpa gangguan.
Berkebalikan dengan harapan tokoh-tokoh “polisi”moral yg berharap tempat maksiat ditutup saja.
Adakah alasan lain yg medasari harapan kita terhadap para pemimpin nanti?
Sebuah alasan alasan yang melampaui kepentingan pribadi?
Sebuah kehendak mendasar yang kita miliki bersama, keinginan untuk bisa hidup damai bersama.
Sehingga segala sesuatu yang menjadi virus pengganggu untuk kebersamaan itu bisa kita sepakati untuk dienyahkan.
Ibarat sebuah tubuh bangsa ini harus kita jaga dari serangan virus yang bisa bermutasi dalam kedok Religius, tapi radikal (tidak bisa menerima indahnya perbedaan), golongan,partai, organisasi yang ingin memaksakan kehendaknya dengan cara-cara licik untuk mengubah nilai-nilai luhur bangsa menjadi pencontek budaya bangsa lain. Ini adalah virus pengganggu yang akan menggerogoti kehendak kita untuk hidup damai bersama.
Inilh harapan saya, harapan seorang warga negara Indonesia yang juga hidup dalam kerangka besar masyarakat dunia, yaitu Pemimpin yang bisa memelihara keberagaman Nusantara Ini, yang adalah modal besar dalam kehidupan bersama kita dengan bangsa-bangsa lain didunia.
Dan apabila kriteria ini sulit dimiliki oleh pemimpin bangsa nanti, siapun pemenangnya, maka mari kita wujudkan dengan memulainya dari diri sendiri, yaitu dengan berhenti berharap terlalu banyak.
Siapapun pemimpin nanti dia bukanlah seorang aladin yg memiliki lampu wasiat untuk mengubah keadaan negeri dalam sekejap. mulai dengan menemukan Cinta didalam diri, dan menyebarkannya kepada orang-orang terdekat,mulai dari hal-hal sederhana, dan jannganlah ditunda.
Mari mewujudkan Visi Bangsa yang ada dalam lagu kebangsan kita “membangun jiwa, membangun raga untuk Indonesia Raya”
Leave a Reply