Tentang Hipotesa

10247218_10205603874566911_771398111976926654_nBeberapa waktu belakangan ini sering sekali kita melihat, mendengar, membaca kalau orang beropini, menilai bahkan sampai ada yang membuli terhadap persoalan yang sebenarnya dia tidak tahu asal muasalnya. yang penting ikut berkomentar dan berdebat entah tujuannya apa.

Semua kebiasaan berkomentar, dan cenderung menghakimi itu semakin terlihat seperti “perang terbuka” karena adanya sosial media. Opini, pendapat, komentar adalah sah-sah saja di dunia demokrasi ini, opini dan pendapat yang baik adalah argumen dengan menampilkan data-data dan analisa yang baik, sehingga cara menyimpulkan terhadap hipotesa-hipotesa yang dibikin diawal akan semakin tepat.

Kesimpulan terhadap sesuatu masalah sangat terpengaruh oleh hipotesa atau dugaan-dugaan awal yang diberikan. Hipotesa yang dibangun diawal itu akan dibuktikan dengan menganalisa data, mencari, menelisik untuk menghindari kesimpulan-kesimpulan yang melompat (jumping conclusion). Untuk mendapatkan data serta referensi maka bahan bacaan, buku, jurnal dan sejenisnya menjadi makanan penting bagi landasan berpikir otak kita.

Bagaimana jika kesimpulan kita keliru, karena kesalahan hipotesa?
ada beberapa reaksi yang mungkin terjadi, membela habis-habisan kekeliruan kita, dengan berlandaskan faham tak ada kebenaran absolute selain Tuhan, artinya jika aku keliru, orang lain juga bisa keliru khan? belum tentu lah!
atau, Meneke tehek, itu kan menurut sampean kalau menurut saya ya ini, titik!
atau, mengakui bahwa saya keliru dan siap mengapresiasi dan membuka diri untuk setiap kemungkinan,setiap pandangan. Maka untuk itu bukanlah sesuatu yang gampang, diperlukan kebesaran hati dan energi yg cukup besar untuk mengakui kekeliruan diri, yang pada kenyataanya jarang orang yang berhasil melakukannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *