Penampahan Galungan

Bali (1)Hari ini tanggal 22 Oktober 2013 masyarakat Bali sedang merayakan penampahan galungan, arti leksikal penampahan itu adalah penyembelihan, tentu karena ini adalah rangkaian dari hari raya keagamaan tepatnya rangkaian dari hari raya Galungan, maka ada makna philosofis yang terkandung di hari penampahan ini, sebut saja untuk “menyembelih” ego, keserakahan, dan segala macam hal yg kurang baik didalam diri kita.

Saya tidak akan berbicara lebih jauh tentang nilai-nilai luhur dalam makna Penampahan Galungan secara philosofid itu, selain sudah banyak bisa ditemukan dalam tulisan ceramah dan lain-lain di media online atau menyempatkan diri untuk googling untuk sekadar menemukan makna.

Ingatan saya terpanggil ketika diperjalanan ke kantor hari ini, jika penampahan galungan waktu saya kecil, semua keluarga akan berkumpul, untuk mempersiapkan makanan yg serba “enak” karena menunya lain dari biasanya.

Apakah di penampahan itu urusannya hanya makanan? ah tentu tidak, saya lebih tepat memaknainya sebagai hari persiapan untuk hari puncak galungan.

Keriuhan tawa dan candaan kegembiraan yang hadir ditengah persiapan itu yang saya ingat, membuat sate, lawar, komoh, membersihkan dan menghiasi tempat sembahyang keluarga (Sanggah) itu sebagian kecil cek poin di hari itu.

Ketika menengok pada kenyataan sekarang dimana saya berdiri diluar pulau Bali lepas dari masa kecil, tentu prilaku baru dan makna modern terhadap Penampahan Galungan harus kita temukan kembali.

Bagaimana jika hari penampahan ini kita maknai untuk kembali berkumpul bersama keluarga, melakukan satu hal bersama dalam keluarga kecil dengan semangat bhakti? Untuk mengingatkan bahwa kebajikan (dharma) itu melegakan, membebaskan dari pada prilaku adharma.


Selamat Hari Raya Galungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *